Sabtu, 08 Januari 2011

History of LPI

Sebuah acara silaturahmi antara 20 klub sepakbola nasional bersama Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI) di Graha Jenggala, Jakarta 17 September 2010 melahirkan sebuah deklarasi. Deklarasi tersebut pada intinya berisikan keprihatinan klub sepakbola nasional atas terpuruknya kondisi sepakbola nasional.

Klub sepakbola profesional kemudian mengambil inisiatif bersama untuk membangun dan mendeklarasikan Liga Primer Indonesia (LPI) di Semarang pada 24 Oktober 2010. Terdapat 17 klub sepakbola profesional yang menyatakan kemauan mereka akan sebuah perubahan.
Semangat klub dalam membangun LPI juga merupakan sebuah komitmen untuk peningkatan standar sepakbola, baik secara organisasi maupun keuangan.

Klub-klub memandang bahwa sistem bantuan permodalan dan sistem bagi hasil pendapatan dalam LPI dapat membuat klub mandiri secara keuangan dan profesional dalam pengelolaan.
Demi mencapai kemandirian, konsorsium LPI memberikan bantuan modal awal kepada setiap klub peserta agar terlepas dari ketergantungan pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Modal awal tersebut bervariasi antar klub sesuai hasil audit yang telah diselenggarakan.

Selain itu, LPI menganut azas pembagian pendapatan secara transparan dan bertanggung jawab kepada klub peserta. Sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukan berdasarkan 2 skema, yaitu skema untuk pendapatan liga (mis: sponsor liga, hak siar, dll) dan skema atas pendapatan pertandingan (mis: sponsor lokal, hak siar, tiket, dll).

Liga Primer Indonesia hari ini secara resmi mengumumkan peluncuran kompetisi sebagai bagian dari komitmen menuju pengembangan sepakbola yang mandiri dan profesional. Musim kompetisi LPI 2011 yang akan dibuka di kota Solo mulai 8 Januari 2011. Pada saat yang sama, LPI juga menyerahkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) sumbangan sebesar Rp300 juta sebagai hasil penjualan tiket, sponsor dan hak siar dari Laga Amal yang berlangsung pada 10 dan 12 November lalu.

Terdapat 19 klub LPI yang secara resmi berpartisipasi dalam musim kompetisi 2011 (di bawah ini). Bersama ke-19 klub, LPI kemudian menampilkan logo resmi LPI guna menciptakan citra sepakbola Indonesia yang bersih dan moderen.

"LPI merupakan langkah awal menuju profesionalisme dan kemandirian sepakbola Indonesia," ungkap Arifin Panigoro, Chaiman LPI. "Pekerjaan kita tidak hanya berhenti di sini. Langkah berikutnya adalah mereformasi organisasi sepakbola, mengembangkan sports science institute, dan membina bakat-bakat muda melalui kompetisi yang berjenjang."

Terkait persiapan penyelenggaraan liga, General Manager Liga Arya Abhiseka mengungkapkan bahwa LPI sebagai penyelenggara telah siap memberikan yang terbaik. "Laga Amal dan Laga Pra Musim Kompetisi menjadi sarana pembelajaran bagi LPI untuk menguji-coba sejumlah mekanisme penyelenggaraan liga dan semuanya berjalan dengan lancar," tambah Arya.

Terkait status LPI yang masih menjadi pro-kontra bagi sebagian kalangan, LPI menegaskan bahwa afiliasi dengan otoritas sepakbola Indonesia, dalam hal ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap diupayakan. Sementara itu, para perangkat pertandingan, pelatih dan pemain yang akan menjalankan tugas dan terlibat dalam musim kompetisi LPI telah mendapatkan jaminan melalui kontrak kerja jangka panjang.

Musim kompetisi LPI akan menerapkan sistem kompetisi penuh (double round robin) dimana setiap klub akan bermain di kandang dan tandang. Empat pertandingan akan diselenggarakan pada setiap akhir pekan dan satu pertandingan pada Senin malam. Mengenai hak siar pertandingan langsung dan tunda, LPI masih menyeleksi stasiun televisi yang paling tepat, mengingat besarnya tantangan kepada stasiun televisi terpilih dalam menyiarkan pertandingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar